Menuju
venue Festival Nasyid Yogyakarta 2012 ada beberapa pemikiran yang
berkelebatan. Ada sedikit ketakutan karena terakhir kali menjadi juri
Festival Musik Akustik Religi Ramadhan yang lalu dengan sistem yang sama
yaitu ada babak penyisihan dan grand final, terjadi grafik yang kontra
produktif. Pada saat penyisihan peserta bermain lepas, tetapi begitu
masuk grand final menjadi grogi dan bermain dengan sangat tertekan.
Untuk
hari kedua alias acara grand final ternyata penonton full, para finalis
tidak mau kalah set dengan membawa supporter masing-masing. Yang
menarik adalah tidak ada suasana kompetisi yang menegangkan, tetapi
terdengar tawa berderai dimana-mana. Suasana silaturahmi sungguh kental
di sana. Haaah ada nafas yang legaterhela, inilah nasyid yang sungguh
membuat hidup jadi lebih baik dan lebih bahagia.
Seperti
pada hari sebelumnya, acara grand final ini dimulai dengan grup
acapella. Tiga grup acapella yang masuk grand final mempunyai ciri yang
sungguh berbeda dan sangat kuat. Di meja juri belum ada urutan penampil,
hal membuat kami semakin excited untuk menunggu siapa yang akan menjadi
grup pembuka yang nota bene akan mempunyai tugas berat dengan adanya
tekanan grand final.
Ternyata adik-adik yang unyu dari
Vocancy yang membuka grand final festival kali ini. Siswa-siswa SMP ini
datang dengan kepercayaan diri yang tinggi. Mereka mengawali dengan
formasi yang apik. Ditambah tata lampu dan lay out panggung yang bagus,
opening Vocancy kontan mendapat sambutan yang meriah dari audiens.
Vocancy tahu sekali kekuatan mereka ada di Bass dan beatboxnya. Dibuka
dengan dubstep salah satu teknik dalam beatbox menjadi lagu Nasyid
Memang Asyik menjadi sangat bertenaga. Vokalis yang belum berubah
suaranya alias masih suara sopran kanak-kanak terdengar jernih dialasi
suara bass yang begitu dalam. Setiap detail koreo ternyata mereka
persiapkan, bahkan ada satu gimik lucu ketika sang bassis dijadikan bass
betot beneran dengan ditelentangkan dan dipetik dibagian perut. Lagu
pilihan Dzikir Vs Hape hadir dengan power yang sama. Dengan tampilan
inosen tapi berkarakter, Vocancy mendapat aplaus panjang dari penonton.
Kembali keharuan menyeruak melihat bakat sebegitu besar di dalam usia
yang sungguh muda. Nomer undian dua mempunyai tugas berat dengan
dukungan aura penonton masih menancap pada Vovancy.
![]() |
Vocancy |
Saat
pembawa acara memanggil Awallun sebagai penampil kedua, sungguh
merupakan ujian yang tidak mudah untuk Awallun. Mereka sudah lebih dari 6
tahun bernasyid, sudah mempunyai jam terbang yang lumayan, mampukah
mereka merebut perhatian penonton? Dengan ketenangannya Awallun membuka
penampilan mereka dengan aransemen baru Nasyid Memang Asyik, berbeda
dari kemarin. Sebuah usaha yang berani mengingat mereka hanya waktu 1
hari untuk memunculkan energi dari aransemen yang baru. Lagu wajib
ternyata mereka lalap dengan baik, di sini Awallun bisa membuktikan
bahwa jam terbang mereka ternyata tidak sia-sia. Kerapian Awallun dalam
aransemen acapella mendapat tepukan yang tidak kalah meriahnya.Satu
nilai tambah lagi untuk Awallun ketika pada lagu pilihan mereka
menampilkan lagu original milik mereka sendiri yang berbeda dengan hari
pertama. Lagu berjudul ‘Skenario Cinta’ mengalir dengan nuansa yang
sungguh muda dan fresh. Lagu yang mempunyai potensial hit yang besar.
Penampilan Awallun ternyata mendapat aplaus yang tidak kalah meriah dari
Vocancy.
Di urutan ketiga Ninetynine menjadi grup
acapella terakhir pada grand final kali ini. Dari ketiga grup acapella
yang tampil, masing-masing mewakili generasi yang berbeda. Vocancy masih
tingkat SMP, Awallun setingkat mahasiswa, sedangkan ninetynine baru
selesai SMU. Masih dengan genre Jazz yang coba mereka masuki, Ninetynine
akan menjadi nasyid acapella yang berkarakter di masa depan. Lagu wajib
dibawakan dengan progresi chord yang berbeda ditambah dengan ekspresi
yang rata dari semua personil. Inilah contoh satu grup acapella yang
mempunyai ekspresi yang merata dari semua personilnya. Nilai tambah buat
mereka juga, ketika untuk lagu pilihan Ninetynine membawakan lagu
original berjudul ‘Pasti Ada’. Lagu original sangat beresiko dibawakan
dalam lomba karena penonton dan dewan juri tentu masih asing dengan
lagunya. Ninetynine berhasil membawakan dengan apik lagu mereka. Dengan
pola berpikir yang benar mereka akan menjadi grup yang besar di masa
depan.
![]() |
NinetyNine |
Penampilan nasyid non acapella dibuka oleh Wannabe.
Keyboardist yang sungguh handal dan dua vokalis yang sangat bagus,
Wannabe mampu menggucang Sosietet juga. Kedua vokalis berkakrobat dengan
seru pada lagu pilihan. Kemampuan vocal yang sungguh mumpuni sungguh
memukau dan enak untuk dinikmati. Format duet Wannabe sungguh tidak
mubazir dengan aransemen vocal seperti itu. Keduanya tahu bagaimana
membuat lagu dibawakan secara duet. Keduanya bergantian menjadi lead
tanpa saling berebut energi. Sungguh aransemen vocal yang cerdas.
Beberapa kali tepuk tangan spontan terjadi ketika Wannabe membuat
kejutan nada-nada tinggi dari sang vokalis. Sang keyboardis juga bukan
pemain kemarin sore, progesi chordnya sungguh kaya dan enak tidak hanya
mengiringi dua vokalisnya, tapi lebih menguatkan dan memperindah. Lagu
kedua mereka me’mash up’ beberapa lagu yaitu Ketika Tangan dan Kaki
Berkata dari (Alm) Chrisye, kemudian lagu Opick, dan ditutup dengan lagu
Bimbo. Sungguh penampilan yang mengesankan.
Di urutan
berikutnya Shafwan datang dengan formasi yang lengkap. Biola, flute,
cajoon (kahoon), gitar, bass dan vokal. Aransemen musik yang sungguh
segar mereka tampilkan. Saat menulis catatan ini melodi intro flute yang
mereka buat untuk lagu wajib masih terngiang-ngiang di telinga. Melodi
itu menjadi ‘racun’ untuk pendengar sehingga lagu Nasyid Memang Asyik
menjadi segar dan berkarakter. Semoga panitia meng upload penampilan
grup ini untuk menjadi pembelajaran bagaimana mengaransemen lagu dengan
musikalitas yang tinggi tapi tetap enak dan asyik. Vokalisnya sungguh
sangat tahu bagaimana memanage panggung dengan baik. Bergerak dengan
lincah ke kanan ke kiri panggung berukuran 10 m x 8 m jadi keliahatan
kecil. Ketika menoleh ke belakang terlihat penonton ternganga dengan
suguhan tim ini.
![]() |
Shafwan |
Dan bintangnya lomba ini ternyata adalah
Al Ghifari. Hadir di urutan terakhir, grup ini menutup Festival Nasyid
Yogyakarta dengan kemegahan. Grup yang mempunyai nama lengkap Al Ghifari
String Quartet Nasheed, sungguh akan menjadi kekayaan di dunia nasyid
Indonesia. Tampil dengan aransemen sedikit berbeda dengan hari pertama
lagu Nasyid Memang Asyik memang jadi asyik banget. Aransemen yang
kreatif dan tidak monoton membuat kita sering menahan nafas untuk
menerima kejutan di setiap bagian lagu. Apalagi saat teknik Pizzicato
(memetik senar biola) pada lagu Nasyid Memang Asyik dimainkan, badan
ikut naik turun keenakan menikmatinya. Pada saat mereka membawakan lagu
Demi Matahari nya Snada, saya berharap ada Kang Teddy Snada hadir di
sini, pasti akan berlinang air mata menikmatinya. Sungguh indah dan
megah. Dari ketiga Dewan Juri tidak banyak catatan untuk grup ini, tapi
lebih berisi harapan bahwa mereka dapat membuat karya lagu nasyid yang
dahsyat mengingat kemampuan atau musikalitas mereka yang tinggi. Usai
menampilkan lagu pilihan tepuk tangan panjang mengakhiri festival ini.
Dalam hati hanya bisa bergumam, sungguh beruntung bagi mereka yang hadir
di venue hari ini. Banyak sekali pembelajaran yang di dapat hari ini.
![]() |
Al Ghifari |
Alhamdulillah
dari pihak Dinas Pariwisata DI Yogyakarta sangat puas dengan festival
ini, mereka berjanji tahun depan akan ada FNY 2 di tahun 2013. So
temen-temen silakan persiapkan dengan sebaik-baiknya untuk yang tahun
depan yaa...
![]() |
Para Pemenang |
NB: Era Sugiarso adalah salah satu dewan juri Festival Nasyid Yogyakarta. Beliau merupakan produser nasyid,arranger, pelatih dan pegiat nasyid. (Red)
Dokementasi: Pipo Arokhmanuri (Dinpar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar