Jumat, 14 September 2012

Festival Nasyid Yogyakarta - FNY 2012 Bagian 1




Oleh: Era Sugiarso


Setelah sekian lama tidak me-review lomba-lomba nasyid, saat ini kok tergelitik untuk menulis lagi ya? Mungkin para peserta hari ini yang membuat ingin menulis review lagi.

Lomba kali ini bertajuk “Festival Nasyid Yogyakarta 2012 (FNY 2012) – Nasyid Memang Asyik, hasil kerja bareng yang manis antara Komunitas Nasyid Pelajar (KNP) Smart Syuhada, ANN Jogjakarta, dan Dinas Pariwisata Prop DI Yogyakarta.
Dengan total hadiah 13,5 juta dan pendaftaran gratis membuat lomba ini jadi kompetitif, tim-tim nasyid jadi tergerak untuk mengikutinya.

Kali ini kita bertugas dengan Ibundanya nasyid Jogja Ibu Kun Setyanin Astuti, yang juga Dekan III Universitas Negri Yogyakarta. Beliau adalah dosen seni musik dan juga pencipta lagu. Tidak main-main lho, Beliau sudah membuat beberapa pertunjukan seni di beberapa negara seperti di China, Belanda dll. Juri berikutnya adalah Bapak Rahmad, wakil dari Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, setelah obrol punya obrol ternyata tepat sekali Pak Rahmad ditunjuk menjadi juri, ternyata Beliau pemusik aktif mengusai beberapa alat musik yaitu Bass, Drum, Gitar, dan Piano. Alhamdulillah kali ini bisa belajar dari 2 orang yang hebat dalam menjuri.

Venue lomba kali ini juga sangat representatif, yaitu di Gedung Sosietet, tempat yang memang dibuat untuk pertunjukkan musik. Akustik yang sangat bagus dari gedung ini membuat kita bersemangat untuk menyimak penampilan para peserta karena telinga kita tidak terganggu oleh noise atau high frekwensi yang sering membuat telinga kita cepat lelah.
Oke tanpa berlama-lama kita coba review satu per satu ya, urut sesuai nomer undian.

1. Anoname Voice
Membuka lomba ini dengan bagus sekali. Masih berstatus pelajar setingkat SMU, Anoname memiliki potensi yang bagus. Lagu wajib Nasyid Memang Asyik dibawakan dengan bagus sekali. Ibu Kun memuji lead vocalnya yang sudah terbentuk suaranya.Penampilan kedua meningkat dengan gestur yang lucu, membawakan nasyid Tebarkan Salam dari Launun, Anoname menjadikan lomba kali ini menjadi lomba yang berstandart tinggi.  

2. REIN
Rein sebagai peserta kedua mempunyai kekuatan di power dan harmoni yang sudah ‘blend’. Status mereka yang juga masih SMU membuat bangga karena menjadikan masa depan nasyid akan cerah dengan bakat seperti ini di usia mereka. Sama seperti Anoname, Rein juga perlu belajar artikulasi dalam bernyanyi. Penampilan Rein membuat lomba ini bertambah lagi standartnya, mereka dengan 4 personil bisa membawakan lagu dengan baik menjadikan mereka mendapat nilai lebih.

3. De Choir
Undian ketiga ini juga masih berstatus pelajar SMU. Dengan penampilan yang bersih dan enak dilihat De Choir sepertinya akan meneruskan kejayaan Fatih, kakak kelas di SMU mereka. Tantangan bagi De Choir adalah ekplorasi panggung dan harmoni dari pengiring. Lagu kedua mereka membawakan lagu original ‘Anugrah Hidup’ membuat mereka mendapat nilai plus, masih sangat muda tetapi sudah berani membuat dan mengaransemen lagu sendiri

4. Vocanci
Setelah mendapat tiga kejutan dari ketiga grup pertama, Gedung Sositet diguncang oleh nomer undian 4 ini. Anak-anak yang masih sangat imyut maju dengan aksi panggung yang bagus. Masih berstatus pelajar SMP mereka datang masih memakai seragam sekolah dengan gagah berani berlaga melawan peserta lain yang sudah sangat jauh di atas mereka dalam usia atau jam terbang. Kekuatan mereka ada di beatbox yang variatif dan bass yang sangat dalam. Ini juga membanggakan karena di usia yang baru saja baliq sudah terbentuk suara bass yang sedemikian dalam. Lagu wajib dilahap dengan enak, dilanjutkan lagu pilihan ‘Dzikir Vs Hape’ dari Sintesa mereka bawakan dengan mulus dan mengejutkan, tanpa ditahan tepuk tangan riuh dari seluruh audiens spontan membahana. Ayo Vocanci kejar harmoni dari suara pengiringnya! Kalau ini sudah didapat kalian akan menjadi warna baru di nasyid Indonesia.

5.Awallun
Belum usai dengan keseruan dari Vocanci, Awallun membuat lomba menjadi lebih hidup. Dengan jam terbang dan kematangan yang tinggi mereka membawakan lagu wajib dalam genre baru. Aransemen yang orisinal dan gaya panggung yang terkonsep membuat tim ini menjadi tontonan yang menarik. Hampir tidak ada kesalahan dari Awallun. Untuk lagu pilihan mereka membawakan lagu original karya mereka berjudul ‘Satu Wajah Yang Kupilih’, sebuah lagu romantis yang mengajak kita untuk mensegerakan menikah. Kami curiga lagu ini adalah curhatan dari personil Awallun yang sudah rindu menikah, karena mereka membawakan dengan penuh penghayatan hehehehe....

6. Ninetynine
Satu kata ditulis oleh Ibu Kun untuk penampilan Ninetynine : Keren! Ninetynine memilih suatu area yang secara serius belum pernah digali yaitu Jazz Acapella. Sungguh suatu pilihan yang berani karena tidak mudah membawakan lagu Jazz, apalagi dalam format Acapella. Ninetynine adalah salah satu tim yang beruntung karena mempunyai ekspresi yang bagus dan merata dari semua personil. Jarang sekali tim nasyid yang bisa rata semua personil berekspresi, rata-rata hanya 1 atau 2 personil yang bisa total berekspresi. Lagu wajib diubah progresi chord menjadi progress jazz, walau di beberapa titik masih agak membingungkan progresinya tetapi dengan berjalannya waktu pasti mereka akan menjadi lebih ‘Jazz’ lagi. Lagu kedua mereka menyuguhkan lagu original mereka yang bercerita tentang impian berjudul ‘Pasti Ada’. Di lagu ini progresi chordnya jauh lebih bagus dari lagu yang pertama, sehingga Ninetynine menutup penampilan mereka dengan kesan yang bagus.

7.Wanabe
Setelah jeda Ishoma, lomba berlanjut dengan grup yang menggunakan alat musik. Dibuka oleh Wanabe serangan kantuk siang yang sering menyerang kita usai makan siang bisa terusir jauh. Dengan format keyboard dan 2 vokalist Wanabe sangat matang membawakan lagu. Ornamentasi dan improvisasi yang kaya menjadi suguhan yang sangat enak di telinga. Vocal kedua penyanyi bisa berakrobat naik turun dengan enak.

8.Q Akustik
Penampil berikutnya adalah Q Akustik dari Bantul, dengan format full musik. Musikalitas yang tinggi ditunjukkan mereka. Lagu Nasyid Memang Asyik menjadi sungguh berbeda di tangan mereka. Pemain biola menjadi kekuatan utama dari grup ini. Fill-fill nya sangat enak. Lagu berikutnya mereka membawakan Sholawat Nariyah versi original mereka. Apabila ‘showmanship’ bisa lebih ditingkatkan Q Akustik akan menjadi grup yang sangat luar biasa.

9. Night Pray
Kembali sebuah penampilan mengejutkan ditunjukkan oleh peserta. Hadir dengan baju jawa model abdi dalem kraton Night Pray hadir dengan format minus one. Sebagai pencetus lagu Nasyid Memang Asyik sungguh ikhlas bagi kami lagu tersebut di aransemen model Night Pray. Sangat kreatif dengan 3 warna dalam 1 lagunya : Indonesia, Padang, dan Jawa. Night Pray adalah salah satu grup dengan karakter yang sangat kuat, mereka membuat 3 in 1. Hip hop, tradisional, dan nasyid menjadi satu bentuk pertunjukkan yang sungguh memikat. Dengan gestur lucu natural sungguh mereka sangat menghibur. Lagu kedua membuat penonton terpingkal-pingkal, sebuah lagu original karya Night Pray berjudul ‘Ikhwan Genit’ sungguh sangat lucu sekaligus membuat beberapa penonton tersipu karena ‘kena’ oleh isi lagunya. Apabila vokalis Night Pray mau berbenah rasanya susah untuk membendung mereka untuk tidak nge’top’ di dunia nasyid nantinya.
10. Shafwan
Selesai tertawa, penonton disuguhi pertunjukan musikalitas yang tinggi dari tim berikutnya. Shafwan hadir dalam format musik lengkap ada kahoon untuk musik pukul, flute untuk tiup, biola untuk gesek, bass dan gitar untuk musik petiknya, serta dipimpin vokalis yang berkualitas. Vokalisnya sungguh memikat dengan penguasaan panggung yang prima. Tentu ini tidak terlepas dari asal mereka yang nota bene adalah mahasiswa seni musik Universitas Negri Yogya. Lagu wajib dibawakan dengan enak, dilanjutkan lagu Damai BersamaMU dibawakan dengan indah oleh Shafwan. Apalaus panjang buatS Shafwan.
11. Al Ghifari
Belum usai kekaguman kita dengan pertunjukkan musikalitas yang tinggi, kembali penonton dibuat menahan nafas dengan penampilan yang lebih tinggi levelnya. Al Ghifari dengan format string kuartet datang dengan partitur yang matang. Maklum mereka adalah mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI). Tiga vokalis dengan pecahan yang tidak biasa, aransemen dengan tingkat dinamika dan kesulitan yang tinggi dibawakan mereka dengan hampir tanpa cela. Sungguh akan menjadi kekayaan Nasyid Indonesia di masa depan. Pernah membayangkan lagu ‘Nasyid Memang Asyik’ yang ringan dibawakan dengan aransemen musik orkestra? Hahaha alhamdulillah kita yang hadir mendapat suguhan yang langka ini. Lagu Rindu Rosul dari Bimbo lebih dahsyat lagi dibawakan oleh AL Ghifari dalam mood ¾ yang menghayutkan. Sungguh pertunjukkan yang mahal.
12. Dzahabi Shot
Dzahabi Shot yang masih berstatus pelajar SMU tidak mau kalah dari kakak-kakaknya. Dengan format band, grup ini membawakan lagu-lagunya dengan sangat baik. Pengalaman dan jam terbang yang belum tinggi tidak menyurutkan nyali mereka. Dengan baju putih-putih yang membuat adem, grup ini  menjadi peserta termuda untuk grup yang menggunakan alat musik alias bukan acapella.
13. Ashaff and The Coffe
Ashaff and The Cofee menutup lomba hari ini dengan bagus. Mempunyai pianis bermusikalitas yang tinggi membuat grup ini menjadi salah satu yang menonjol. Progresi Chord lagu wajib sungguh kaya dan memikat. Demikian juga lagu pilihan mereka Alhamdulillah dari Opick, disuguhkan dengan cara yang tidak biasa. Modulasi-modulasi yang kreatif dan apik menjadi nilai tambah grup ini. Secara keseluruhan penampilan Ashaff and The Cofee sungguh menjajikan mengingat mereka masih berstatus pelajar SMU.

Catatan kecil lain yang menarik dari kami adalah menjadi juri sering kali kami terkantuk-kantuk karena peserta yang monoton, pada lomba ini tidak satu saat pun ketiga juri mengantuk. Fokus kita diperas untuk dapat memberikan penilaian terbaik karena setiap peserta hadir dengan kreatifitas yang mengejutkan dan musikalitas yang tinggi. Peserta yang bervariasi dalam usia juga menjadi faktor yang membanggakan. Dapat kita bayangkan seorang anak berusia 13 tahun bertanding dengan kakak mereka yang berusia 2 kali lipatnya. Usai penampil terakhir ada perasaan yang ‘amazing’ menyaksikan lomba kali ini.

Setelah syuro yang lumayan alot dari ketiga dewan juri akhirnya inilah 6 tim yang masuk babak final yang akan diadakan esok hari di tempat yang sama.
  1. Vocanci
  2. Awallun
  3. Ninetynine
  4. Wanabe
  5. Shafwan
  6. AL Ghifari
Sungguh tidak sabar menanti penampilan 6 finalis hari ini....

Kamis, 13 September 2012

Festival Nasyid Yogyakarta - FNY 2012 Bagian 2 (kegembiraan berlanjut)

oleh Era Sugiarso pada 13 September 2012 pukul 10:08 

Menuju venue Festival Nasyid Yogyakarta 2012 ada beberapa pemikiran yang berkelebatan. Ada sedikit ketakutan karena terakhir kali menjadi juri Festival Musik Akustik Religi Ramadhan yang lalu dengan sistem yang sama yaitu ada babak penyisihan dan grand final, terjadi grafik yang kontra produktif. Pada saat penyisihan peserta bermain lepas, tetapi begitu masuk grand final menjadi grogi dan bermain dengan sangat tertekan.

Untuk hari kedua alias acara grand final ternyata penonton full, para finalis tidak mau kalah set dengan membawa supporter masing-masing. Yang menarik adalah tidak ada suasana kompetisi yang menegangkan, tetapi terdengar tawa berderai dimana-mana. Suasana silaturahmi sungguh kental di sana. Haaah ada nafas yang legaterhela, inilah nasyid yang sungguh membuat hidup jadi lebih baik dan lebih bahagia.

Seperti pada hari sebelumnya, acara grand final ini dimulai dengan grup acapella. Tiga grup acapella yang masuk grand final mempunyai ciri yang sungguh berbeda dan sangat kuat. Di meja juri belum ada urutan penampil, hal membuat kami semakin excited untuk menunggu siapa yang akan menjadi grup pembuka yang nota bene akan mempunyai tugas berat dengan adanya tekanan grand final.

Ternyata adik-adik yang unyu dari Vocancy yang membuka grand final festival kali ini. Siswa-siswa SMP ini datang dengan kepercayaan diri yang tinggi. Mereka mengawali dengan formasi yang apik. Ditambah tata lampu dan lay out panggung yang bagus, opening Vocancy kontan mendapat sambutan yang meriah dari audiens. Vocancy tahu sekali kekuatan mereka ada di Bass dan beatboxnya. Dibuka dengan dubstep salah satu teknik dalam beatbox menjadi lagu Nasyid Memang Asyik menjadi sangat bertenaga. Vokalis yang belum berubah suaranya alias masih suara sopran kanak-kanak terdengar jernih dialasi suara bass yang begitu dalam. Setiap detail koreo ternyata mereka persiapkan, bahkan ada satu gimik lucu ketika sang bassis dijadikan bass betot beneran dengan ditelentangkan dan dipetik dibagian perut. Lagu pilihan Dzikir Vs Hape hadir dengan power yang sama. Dengan tampilan inosen tapi berkarakter, Vocancy mendapat aplaus panjang dari penonton. Kembali keharuan menyeruak melihat bakat sebegitu besar di dalam usia yang sungguh muda. Nomer undian dua mempunyai tugas berat dengan dukungan aura penonton masih menancap pada Vovancy.

Vocancy

Saat pembawa acara memanggil Awallun sebagai penampil kedua, sungguh merupakan ujian yang tidak mudah untuk Awallun. Mereka sudah lebih dari 6 tahun bernasyid, sudah mempunyai jam terbang yang lumayan, mampukah mereka merebut perhatian penonton? Dengan ketenangannya Awallun membuka penampilan mereka dengan aransemen baru Nasyid Memang Asyik, berbeda dari kemarin. Sebuah usaha yang berani mengingat mereka hanya waktu 1 hari untuk memunculkan energi dari aransemen yang baru. Lagu wajib ternyata mereka lalap dengan baik, di sini Awallun bisa membuktikan bahwa jam terbang mereka ternyata tidak sia-sia. Kerapian Awallun dalam aransemen acapella mendapat tepukan yang tidak kalah meriahnya.Satu nilai tambah lagi untuk Awallun ketika pada lagu pilihan mereka menampilkan lagu original milik mereka sendiri yang berbeda dengan hari pertama. Lagu berjudul ‘Skenario Cinta’ mengalir dengan nuansa yang sungguh muda dan fresh. Lagu yang mempunyai potensial hit yang besar. Penampilan Awallun ternyata mendapat aplaus yang tidak kalah meriah dari Vocancy.

Di urutan ketiga Ninetynine menjadi grup acapella terakhir pada grand final kali ini. Dari ketiga grup acapella yang tampil, masing-masing mewakili generasi yang berbeda. Vocancy masih tingkat SMP, Awallun setingkat mahasiswa, sedangkan ninetynine baru selesai SMU. Masih dengan genre Jazz yang coba mereka masuki, Ninetynine akan menjadi nasyid acapella yang berkarakter di masa depan. Lagu wajib dibawakan dengan progresi chord yang berbeda ditambah dengan ekspresi yang rata dari semua personil. Inilah contoh satu grup acapella yang mempunyai ekspresi yang merata dari semua personilnya. Nilai tambah buat mereka juga, ketika untuk lagu pilihan Ninetynine membawakan lagu original berjudul ‘Pasti Ada’. Lagu original sangat beresiko dibawakan dalam lomba karena penonton dan dewan juri tentu masih asing dengan lagunya. Ninetynine berhasil membawakan dengan apik lagu mereka. Dengan pola berpikir yang benar mereka akan menjadi grup yang besar di masa depan.

NinetyNine


Penampilan nasyid non acapella dibuka oleh Wannabe. Keyboardist yang sungguh handal dan dua vokalis yang sangat bagus, Wannabe mampu menggucang Sosietet juga. Kedua vokalis berkakrobat dengan seru pada lagu pilihan. Kemampuan vocal yang sungguh mumpuni sungguh memukau dan enak untuk dinikmati. Format duet Wannabe sungguh tidak mubazir dengan aransemen vocal seperti itu. Keduanya tahu bagaimana membuat lagu dibawakan secara duet. Keduanya bergantian menjadi lead tanpa saling berebut energi. Sungguh aransemen vocal yang cerdas. Beberapa kali tepuk tangan spontan terjadi ketika Wannabe membuat kejutan nada-nada tinggi dari sang vokalis. Sang keyboardis juga bukan pemain kemarin sore, progesi chordnya sungguh kaya dan enak tidak hanya mengiringi dua vokalisnya, tapi lebih menguatkan dan memperindah. Lagu kedua mereka me’mash up’ beberapa lagu yaitu Ketika Tangan dan Kaki Berkata dari (Alm) Chrisye, kemudian lagu Opick, dan ditutup dengan lagu Bimbo. Sungguh penampilan yang mengesankan.

Di urutan berikutnya Shafwan datang dengan formasi yang lengkap. Biola, flute, cajoon (kahoon), gitar, bass dan vokal. Aransemen musik yang sungguh segar mereka tampilkan. Saat menulis catatan ini melodi intro flute yang mereka buat untuk lagu wajib masih terngiang-ngiang di telinga. Melodi itu menjadi ‘racun’ untuk pendengar sehingga lagu Nasyid Memang Asyik menjadi segar dan berkarakter. Semoga panitia meng upload penampilan grup ini untuk menjadi pembelajaran bagaimana mengaransemen lagu dengan musikalitas yang tinggi tapi tetap enak dan asyik. Vokalisnya sungguh sangat tahu bagaimana memanage panggung dengan baik. Bergerak dengan lincah ke kanan ke kiri panggung berukuran 10 m x 8 m jadi keliahatan kecil. Ketika menoleh ke belakang terlihat penonton ternganga dengan suguhan tim ini.

Shafwan


Dan bintangnya lomba ini ternyata adalah Al Ghifari. Hadir di urutan terakhir, grup ini menutup Festival Nasyid Yogyakarta dengan kemegahan. Grup yang mempunyai nama lengkap Al Ghifari String Quartet Nasheed, sungguh akan menjadi kekayaan di dunia nasyid Indonesia. Tampil dengan aransemen sedikit berbeda dengan hari pertama lagu Nasyid Memang Asyik memang jadi asyik banget. Aransemen yang kreatif dan tidak monoton membuat kita sering menahan nafas untuk menerima kejutan di setiap bagian lagu. Apalagi saat teknik Pizzicato (memetik senar biola) pada lagu Nasyid Memang Asyik dimainkan, badan ikut naik turun keenakan menikmatinya. Pada saat mereka membawakan lagu Demi Matahari nya Snada, saya berharap ada Kang Teddy Snada hadir di sini, pasti akan berlinang air mata menikmatinya. Sungguh indah dan megah. Dari ketiga Dewan Juri tidak banyak catatan untuk grup ini, tapi lebih berisi harapan bahwa mereka dapat membuat karya lagu nasyid yang dahsyat mengingat kemampuan atau musikalitas mereka yang tinggi. Usai menampilkan lagu pilihan tepuk tangan panjang mengakhiri festival ini. Dalam hati hanya bisa bergumam, sungguh beruntung bagi mereka yang hadir di venue hari ini. Banyak sekali pembelajaran yang di dapat hari ini.

Al Ghifari


Alhamdulillah dari pihak Dinas Pariwisata DI Yogyakarta sangat puas dengan festival ini, mereka berjanji tahun depan akan ada FNY 2 di tahun 2013. So temen-temen silakan persiapkan dengan sebaik-baiknya untuk yang tahun depan yaa...

Para Pemenang




NB: Era Sugiarso adalah salah satu dewan juri Festival Nasyid Yogyakarta. Beliau merupakan produser nasyid,arranger, pelatih  dan pegiat nasyid. (Red)

Dokementasi: Pipo Arokhmanuri (Dinpar)

Selasa, 11 September 2012

Festival Nasyid Yogyakarta


  PRESS RELEASE
Festival Nasyid Yogyakarta

Selasa,11 September 2012
Taman Budaya Yogyakarta

Taman Budaya Yogyakarta pada 10 dan 11 september 2012 terlihat berbeda dari biasanya. Hari itu, suasana religius kental terasa dengan adanya salah satu event yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DI Yogyakarta bekerja sama dengan Asosiasi Nasyid Nusantara dan Smart Syuhada yaitu Festival Nasyid Yogyakarta. Event ini pertama kali diselenggarakan oleh dinas pariwisata DI Yogyakarta sebagai salah satu upaya untuk memperkaya warna budaya Yogyakarta. 

Pada tahun biasanya, event yang diselenggarakan berhubungan dengan wisata alam, kuliner, wisata belanja namun tahun ini Festival Nasyid menjadi salah pilihan. Peserta Festival Nasyid Yogyakarta 2012 ini berasal dari berbagai grup nasyid di Yogyakarta mulai dari pelajar, mahasiswa sampai yang sudah bekerja turut serta. Katagori Festival nasyid ini terbagi 2, pertama katagori acapella kedua, non-acapella. 

Suasana Festival Nasyid sangat meriah dengan jumlah peserta 15 grup nasyid yang berkompetisi dalam 2 babak, babak penyisihan dan babak final. Babak final menyisakan 6 peserta yang akan memperebutkan tropi Kepala Dinas Provinsi DIY dan uang pembinaan Rp.3.500.000,-. Dalam salah satu sesi BEJO (Beatboxing Jogja) memberikan short course kepada pengunjung dan peserta, SINTESA salah satu finalis Indonesia Mencari bakat dan RIHAM yang menjadi duta Badan Narkotika Nasional menambah ramai suasana Festival Nasyid Yogyakarta.

Festival Nasyid ini diakhiri dengan penyerahan hadiah oleh Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, harapanya tahun depan event ini dapat terselenggara kembali dengan lebih meriah lagi.

Selamat untuk para pemenang:

Juara 1 Al Ghifari
Juara 2 Shafwan
Juara 3 Wannabe
Harapan 1 Awallun
Harapan 2 Ninetynine
Harapan 3 Vocancy


Humas: Cece (081802729272) 


Para Pemenang bersama dewan juri, Anggota Komisi B DPRD DIY dan Kepala Dinpar DIY
Dokumentasi: Pipi Arokhmanuri (Dinpar)